Saturday, May 2, 2015

ISPA (infeksi saluran nafas atas ) Pemahan menurut Depkes RI


750_ispa_bisa_atas_bisa_bawah

DEFINISI
Menurut DepKes RI (1998) istilah ISPA mengandung 3 unsur yaitu infeksi, saluran pernapasan dan akut. Pengertian atau batasan-batasan masing-masing unsure adalah sebagai berikut :
1.      Yang dimaksud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2.      Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari hidung sehingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk jaringa-jaringan paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Dengan batasan ini,maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernapasan.
3.      Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari (DepKes RI 1998:3 dan 4). Saluran pernapasan pada manusia adalah alat-alat tubuh yang dipergunakan untuk bernapas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan,tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru. Penyakit akut artinya penyakit yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari (DepKes RI 1985)

KLASIFIKASI
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
·         Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing).
·         Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
·         Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia
ETIOLOGI/PENYEBAB
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan penyebab utama yakni golongan :
1.      A -hemolityc streptococus,
2.      Staphylococus,
3.      Haemophylus influenzae,
4.      b clamydia trachomatis,
5.      Mycoplasma dan
6.      Pneumokokus.

FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya ISPA :
1. Usia
Anak yang usianya lebih muda, kemungkinan untuk menderita atau terkena penyakit ISPA lebih besar bila dibandingkan dengan anak yang usianya lebih tua karena daya tahan tubuhnya lebih rendah.

2. Status Imunisasi
Anak dengan status imunisasi yang lengkap, daya tahan tubuhnya lebih baik dibandingkan dengan anak yang status imunisasinya tidak lengkap.

3. Lingkungan
Lingkungan yang udaranya tidak baik, seperti polusi udara di kota-kota besar dan  asap rokok dapat menyebabkan timbulnya penyakit ISPA

MANIFESTASI KLINIS/GEJALA

ispa2
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451). tanda dan gejala yang muncul ialah:
·         Demam, Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.
·         Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya terjadi, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
·         Anorexia,
·         Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan akibat infeksi virus.
·         Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya lymphadenitis mesenteric.
·         Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
·         Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
·         Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Pemeriksaan  fisik
Pada pemeriksaan fisik biasanya di dapatkan : Pola, cepat (tachynea) atau normal. Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita amati melalui pergerakan rongga dada dan pergerakan abdomen. Usaha, kontinyu, terputus-putus, atau tiba-tiba berhenti disertai dengan adanya bersin. Irama pernafasan, bervariasi tergantung pada pola dan kedalaman pernafasan. Observasi lainya adalah terjadinya infeksi yang biasanya ditandai dengan peningkatan suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing maupun ronkhi. Bisa juga didapati adanya cyanosis, nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum
2.      Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang lazim dilakukan adalah :
a)      Pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan kuman (+) sesuai dengan jenis kuman,
b)      Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai dengan adanya leukositosis dan bisa juga  disertai dengan adanya thrombositopenia, dan
c)      Pemeriksaan foto thoraks jika diperlukan

PENATA LAKSANAAN
a.      Suportif : Meningkatkan daya tahan tubuh berupa nutrisi yang adekuat, pemberian multivitamin, dll.
b.      Antibiotik :
·         Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab.
·         Utama ditujukan pada pneumonia, Influenza dan Aureus.
c.       Menurut WHO :
·         Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigendan sebagainya.
·         Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain.
·         Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah,  untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari
PENCEGAHAN
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1.      Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
2.      Immunisasi.
3.      Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
4.      Mencegah berhubungan dengan penderita ISPA

No comments:

Post a Comment