Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi kehidupan, yakni menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah, serta mempertahankan homeostasis cairan dan elektrolit tubuh, yang kemudian di buang melalui urin. Fungsi tersebut di antaranya :
- Mengontrol sekresi hormon aldosteron dan ADH (antidiuretic Hormone) yang berperan dalam mengatur jumlah cairan tubuh.
- Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D
- Menghasilkan beberapa hormon, di antaranya eritropotein yang berperan dalam pembentukan darah, renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah, serta hormon prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuh.
Pemebentukan urine
Pemebentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam mempertahankan homeotasis tubuh. Pada orang dewasa sehat, lebih kurang 1200 ml darah, atau 25% cardiac output, mengalir kedua ginjal. Pada keadaan tertentu, aliran darah ke ginjal dapat meningkat hingga 30% (pada saat latihan fisik) dan menurun hingga 12% dari cardiac output.
Kapiler glomeruli berdinding porous (berlubang-lubang), yang memungkinkan terjadinya filtrasi cairan dalam jumlah besar (+- 180 L/hari).Molekul yang berukuran kecil (air, elektrolit, dan sisa metabolisme tubuh, di antaranya kreatinin dan ureum) akan di filtrasi dari darah, sedangkan molekul berukuran lebih besar (protein dan sel darah) tetap tertahan di dalam darah. Oleh karena itu komposisi cairan filtrat yang berada di kapsula bowman, mirip dengan yang ada di dalam plasma, hanya saja cairan ini tidak mengandung protein dan sel darah.
Voleme cairan yang di filtrasi oleh glomerulus setiap satuan waktu di sebut sebagai rerata filtrasi glomerulus atau glomerulor fitration rate (GFR). Selanjutnya cairan infiltrat akan di reabsorbsi dan beberapa elektrolit akan mengalami sekresi di tubulus ginjal, yang kemudian menghasilkan urine yang kan di salurkan melalui duktus kolegentes. Cairan urine tersebut di salurkan ke dalam sistem kalises hingga pelvis ginjal.
Keseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basa tubuh di kontrol oleh kompleks sistem buffer pada tubulus proksimalis dan distalis, yang melibatkan pengaturan ion fosfat, bikarbonat, dan amonium, sedangkan sekresi ion hidrogen terutama terjadi di tubulus distalis.
Penghasi hormon ertropoietin, renin, dan prostaglaindin
Renin pada saat darah ke ginjal, sensor yang ada di dalam ginjal menentukan jumlah kebutuhan cairan yang di sekresikan melalui urine, dengan mempertimbangkan konsentrasi elektrolit yang terkandung di dalam nya. Sebagai contoh, jika pasien mengalami dehidrasi, ginjal akan menahan cairan tubuh tetap beredar melalui darah, sehingga urine sangat kental. Jika tubuh telah terehidrasi, dan cairan yang beredar telah cukup, urine kambali encar dan warnanya menjadi lebih jernih. Sistem pengaturan tersebut di kontrol oleh hormin renin, yakni hormon yang di kontrol di dalam ginjal, yang berperan dalam meregulasi cairan dan tekanan darah. Hormon ini di produksi di dalam juxta glomerulus sebagai respon dari penurunan perfusi jaringan.
Ertropietin (epo) ginjal juga menghasilkan eritropietin, yakni hormin yang merangsang jaringan homopoietik (susum tulang) membuat sel darah merah. Terdapat sel khusus yang meantau konsentrasi oksigen di dalam darah, yaitu jika kadar oksigen turun, kadar ertropietin meningkat dan tubuh memulai memproduksi sel darah merah.
Prostaglandin (PG), prostaglandin di sintesis di dalam ginjal tetapi perananya belum di ketahui secara pasti. Vasodilatasi dan vasokonstriksi yang di induksi oleh PG sebgai respon dari berbagai stimulus, di antaranya adalah peningkatan tekanan kapsula bowman.
1,25-dihidroksi cholekalsiferol adalah metabiolit aktif Vitamin D, di produksi oleh ginjal dan membantu mempertahankan kadar kalsium darah. Ginjal juga memproduksi kinin, yakni kalikrein dan bradikinin yang biasanya menyebabkan vasodilatasi sehingga berakibat meningkatnya produksi urine dan ekresi natrium.
No comments:
Post a Comment