Sunday, May 3, 2015
Pengertian Pneumonia
DEFINISI
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit ISPA (P2ISPA) semua bentuk pneumonia baik pneumonia maupun bronchopneumonia disebut pneumonia (Depkes RI, 2002).
EPIDEMOLOGI
Berdasarkan data WHO/UNICEF tahun 2006 dalam “Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita pneumonia di dunia disebabkan oleh bakteri pneumokokus.
Pneumonia (radang paru), salah satu penyakit akibat bakteri pneumokokus yang menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal. Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita. Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun. Sejauh ini, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita).
KLASIFIKASI
Menurut buku Pneumonia Komuniti, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia yang dikeluarkan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003 menyebutkan tiga klasifikasi pneumonia. Berdasarkan klinis dan epidemiologis:
Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia).
1) Pneumonia nosokomial, (hospital-acquired pneumonia/nosocomial pneumonia).
2) Pneumonia aspirasi.
3) Pneumonia pada penderita immunocompromised.
Berdasarkan Anatominya klasifikasi Peneumonia di bagi :
a. Pneumonia Lobaris
pneumonia yang terjadi pada satu lobus (percabangan besar dari pohon bronkus) baik kanan maupun kiri.
b. Pneumonia Interstitial
Merupakan pneumonia yang dapat terjadi pada dinding alveolar
c. Bronchopneumonia
Merupakan pneumonia yang dapat terjadi pada ujung bronkhiolus yang dapat tersumbat eksudat mukopuren untuk membentuk bercak konsolidasi pada lobus
ETIOLOGI/PENYEBAB
Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus) dan protozoa
a. Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya meningkat cepat (Misnadiarly, 2008).
b. Virus
Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian (Misnadiarly, 2008).
c. Mikoplasma
Mikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati (Misnadiarly, 2008).
d. Protozoa
Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru (Djojodibroto, 2009).
MANIFESTASI KLINIS/GEJALA
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran napas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celcius, sesak napas, nyeri dada dan batuk dengan dahak kental, terkadang dapat berwarna kuning hingga hijau. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit kepala (Misnadiarly, 2008). Menurut Misnadiarly (2008), tanda-tanda penyakit pneumonia antara lain :
· Batuk nonproduktif
· Ingus (nasal discharge)
· Suara napas lemah
· Penggunaan otot bantu napas
· Demam
· Cyanosis (kebiru-biruan)
· Thorax photo menujukkan infiltrasi melebar
· Sakit kepala
· Kekakuan dan nyeri otot
· Sesak napas
· Menggigil
· Berkeringat
· Lelah
· Terkadang kulit menjadi lembab
· Mual dan muntah
FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor resiko terkena pneumonia, antara lain: Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki, Gizi kurang, Berat badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, efisiensi vitamin A dan penyakit kronik menahun.
· Selain faktor-faktor resiko diatas, faktor-faktor di bawah ini juga mempengaruhi resiko dari pneumonia :
· Individu yang mengidap HIV;
· Individu yang terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang;
· Individu yang mengalami aspirasi isi lambung;
· Karena muntah air akibat tenggelam;
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
· Sinar X
Mengidentifikasikan distribusi strukstural (mis. Lobar, bronchial); dapat juga menyatakan abses luas/infiltrate, empiema (stapilococcus); infiltrasi menyebar atau terlokalisasi (bacterial); atau penyebaran/perluasan infiltrate nodul (lebih sering virus). Pada pneumonia mikoplasma, sinar x dada mungkin bersih.
· Laboratorium
ð Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 – 40.000/ mm3 dengan pergeseran ke kiri. Jumlah leukosit yang tidak meningkat berhubungan dengan infeksi virus atau mycoplasma.
ð Nilai Hb biasanya tetap normal atau sedikit menurun.
ð Peningkatan LED.
ð Kultur dahak dapat positif pada 20 – 50% penderita yang tidak diobati. Selain kultur dahak biakan juga dapat diambil dengan cara hapusan tenggorok (throat swab).
ð Analisa gas darah( AGDA ) menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia.Pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.
DIAGNOSIS BANDING
· Bronkiolitis
· Aspirasi pneumonia
· Tb paru primer
PENATALAKSANAAN/PENGOBATAN
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh
pemeriksaan sputum mencakup :
a) Oksigen 1-2 L/menit.
b) IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
c) Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
d) Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
e) Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
f) Antibiotik sesuai hasil biakan atau berikan :
g) Untuk kasus pneumonia community base :
· Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
· Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
h) Untuk kasus pneumonia hospital base :
· Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
· Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
KOMPLIKASI
1. Pneumothorax
Udara dari alveolus yang pecah di sebabkan karena sumbatan atau peradangan di saluran bronkioli yang membuat udara bisa masuk namun tidak bisa keluar. Lambat laun alveolus menjadi penuh sehingga tak kuat menampung udara dan pecah.
2. Empiyema (peradangan di paru)
Peradangan terjadi karena kuman atau bakteri berhasil di lokalisasi oleh pertahanan tubuh namun tidak dapat di basmi akhirnya muncul nanah dan mengumpul di antara paru paru dan dinding dada
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment